Mungkin kamu merasa kamu punya jiwa menulis atau membuat puisi tapi tidak tahu mau di share dimana? di Facebook mungkin udah biasa ..
So, jangan sungkan-sungkan ayo share karya-karya kamu di blog ini siapa tahu dari sini menjadi insipirasi juga untuk membuat blog tentang puisi juga seperti blog ini..
Atau mungkin kalian yang emang udah punya blog tentang puisi, bisa share juga puisi-puisi kalian disini sekalian tukeran link..
Tapi yang pasti karya kalian mesti original yah jangan hasil membajak karya orang…
So, silahkan tulis karya kalian di box komentar dibawah…
Matur thanks you..
26 Januari 2011 at 4:10 am
Kala q merenung
Q menatap penuh bisu
Bergerak waktu2 lalu kembali berputar
Tersadar aq ingin menembus khilaf
25 Maret 2011 at 1:26 pm
tentangku…
aku terlahir dari rasa yang terlarang
pencipta tak mengharapku
nafas yang kuhembuskan dalam kerahasiaan
hidup yang kurasakan penuh kebahagiaan
matiku bukan inginku
saat logika bertahta….
mata hatiku seakan mati
namun tidak mata batinku
merasakan yang tak seharusnya kurasakan
sebuah kisah tercipta
kisah yang tak sempurna
pecahkan ego dalam sukma
mimpi yang kian menikam malamku
sebuah firasatkah atau?????
gejolak biarlah bergejolak
karena langkah tak mungkin terhenti
dan tak mungkoin pula kembali
detik menit dan masa yang terlalui
menjadi pedang tajam menggoyak hati
namun detik dan masa yang akan kulalui
menjadi busur panah menancap masa depan
kini aku harus mati…
tapi nyawaku tetap hidup dihati
selamat tinggal dunia…
terimakasihtelah mengajariku arti hidup…
arti bahagia dan luka…
asa dan kecewa…
senyum dan tangis…
kan kutanyakan saat aku hidup kembali…
adakah nyawaku tak terkubur bersama waktu??
31 Agustus 2011 at 7:33 pm
dilepas jenak
kutanggalkan setiap khilaf yang menjamu dan tersadur dari beberapa kalimat
membisik disimpang jalan tatkala hembusan meraup sisi telingaku
dan entah kubangan sigap itu menoreh tinta yang kelam
menitip seuntai yang goyah meneriakkan simpulan kata
berdiri dan sayup mencemoh segala yang aku lupa
kupeluk hangat angin sore itu…….hingga tetes keringatku jatuh mendetak !!
27 Desember 2011 at 6:03 am
Menatap lalu lalang kehidupan, sementara aku merenung meratapi nasibku, bagaimana bisa aku tanpa teman dalam kubur .
25 Januari 2012 at 2:22 pm
Andai saja hatiku dan hatimu bisa menyatu
untuk rasakan sejuta rasa
mungkin tak pelu lagi
ada suara dan kata-kata …
13 Maret 2012 at 12:53 am
Hai…
Kau yg jauh dsna..
Aku sllu merindukanmu..
Kau tak bgtu indah nmun aq sllu mnyayangimu..
Kni kau sdh mmkai cincin mnju plaminan itu dgn org lain..
Sdihnya htku yg tak prnh bsa mmlikimu wlaupun skjap..
17 Mei 2013 at 1:33 pm
Kutetesi Gitarku Dengan Airmata
disini aku mainkan sebuah gitar
tiba tiba terdiam dan aku berhenti
jemariku tak kuasa memetik senar
terasa kaku disetiap ruas ruas jari
aku teringat sebuah kisah masa lalu
tak terasa perlahan airmataku mengalir
jatuh menetes tepat pada fret ke tujuh
angka tahun yang sama setelah aku lahir
almarhum ayahku seorang petani pinggiran
dibelakang rumah secuplik tanah pekarangan
ditanami singkong, buah dan aneka sayuran
hasilnya dijual kekota agar kami bisa makan
kemana mana ayahku pergi naik sepeda
peninggalan kakek dari jaman belanda
demi menghemat daripada naik angkutan
sepeda itu juga membawa hasil penenan
ayahku tahu aku suka sekali menyanyi
sambil bekerja membantu ayah diladang
selalu kudendangkan lagu tanpa henti
agar penat dan lelah di tubuhku hilang
aku ingin sekali punya gitar
untuk kumainkan sambil bernyanyi
tapi ayahku tak punya cukup uang
membuatku hanya bisa bermimpi
diam diam ayahku merasa kasihan
didalam hatinya telah berjanji
ingin memenuhi apa yang kuinginkan
bisa bermain gitar sambil bernyanyi
waktu itu hari masih pagi buta
ayah sudah bersiap pergi kekota
diikatnya beberapa tundun pisang
disisi kiri dan kanan sepedanya
seperti biasa sehabis panen buah-buahan
ayah selalu menjualnya sendiri ke pasar
akupun ikut serta membantu merapikan
kuikat kesana kemari sampai kuat benar
Aku lihat ayahku mengayuh sepeda
yang sarat dan penuh dengan muatan
kasihan juga aku saat melihatnya
sepeda terseok berjalan perlahan
setelah seharian berjualan pisang
sore hari aku melihat dari kejauhan
sambil mengayuh sepeda ayahku pulang
dibalik punggungnya ada barang tersimpan
aku penasaran pada barang bawaannya
kulihat ayahku melambaikan tangan
kemudian menunjuk dibalik punggungnya
woww.. sebuah gitar !!!
akupun seketika meloncat kegirangan
tak jauh ada jalur rel persimpangan kereta
yang harus diseberangi untuk sampai kerumah
aku lihat ayahku nampak sudah tak sabar
diayunnya pedal agar cepat roda berputar
namun bersamaan dengan turunnya palang pintu
kulambaikan tangan agar ayah berhenti dulu
tapi ayah tak hiraukanku dan nampak terburu
ayah mengayuh sepeda agar lebih cepat melaju
sesaat kulihat ujung gitar itu
tersangkut pada palang pintu
tak mampu menjaga keseimbangan
kemudian ayah jatuh sempoyongan
gitar itupun terpelanting ke jalan
menyaksikan ayahku terjatuh
akupun berteriak, “ayaaaahhhhhh…….”
kulihat tubuhnya tergeletak tak jauh dari rel
akupun berlari sekuat tenaga menghampirinya
seakan berpacu melawan kencangnya kereta
seolah tak mau tahu ada ayahku disana
langkah langkah kecilkupun tak berarti apa apa
kereta besi itu datang dan menerjangnya
ayahku menghindar tapi kepalanya terbentur
darah segar keluar dari kepalanya mengucur
sejenak ayahku berada dalam pelukan
airmataku berderai berhamburan
membasihi baju yang semburat darah
terisak kubicara, ” jangan pergi, ayah….”
kuraih tangannya yang dingin membeku
kudengar hembusan nafasnya melambat
kulihat matanya perlahan menutup
kelima jarinya menggenggam tanganku erat
akupun terjaga dari lamunan
leher gitar masih kupegang
seakan tak ingin kulepaskan
wajah ayahku kembali terbayang
sementara aku menangis tersedu
teringat betapa ayah mencintaiku
memenuhi permintaanku punya gitar
hingga rela mengorbankan jiwanya
ayah,
gitarmu kini selalu kumainkan
dendang laguku berlirik do’a
beristirahatlah dengan tenang
semoga engkau bahagia disisiNya
.oOo.
17 Mei 2013 at 1:52 pm
Puisiku lainnya ada di http://www.lumbungpuisi.com
21 Maret 2015 at 1:22 pm
hemmm
21 Maret 2015 at 1:25 pm
terkadang manusia hanya melihat keindahan tanpa mau melihat keburukan.padahal indah itu hanya sementara dan keburukan itu akan berubah tanpa kita tau.
24 Desember 2015 at 1:35 am
“Hujan, Desember dan Cinta”
Intuisi cinta
Dalam sunyi hati bergelora
Meneriakkan sebuah makna
Semeriah nafiri menyambut Raja
Roman
Bukanlah fiksi yang lahir dari kecelakaan
Namun ketidakcakapan rasa dalam menerka
Menjadikan cinta seolah sebuah kecelakaan
Imajinasi logis, akupun tersadar
Kita tengah berada di atas panggung sandiwara
Dalam diamku, aku adalah aktor monodramaku
Dalam malumu, kau adalah aktris monodramamu
Terkaan selamanya terkaan
Hingga indera mampu membenarkan
Terkaan selamanya terkaan
Hingga spekulasi menjadi deklarasi
Aku seorang hamba
Allah ciptakan ku dari sari tanah
Gila, ketika aku melupakan langit
Untuk mencintai Bumi
Tunas di antara sejuta menara Hyperion
Berani mati untuk memilikimu, cinta
Setetes embun menantang samudera
Tampak gila, karena cinta tak selamanya logika
Arang Karbon, Intan pun Karbon
Aku mencintaimu walau aku arang
Arang Karbon, Intan pun Karbon
Terimalah cinta ini, wahai Intan
Hukum-Nya yang akan menjadi asas
Haribaan-Nya tempat kembali asa
Syurga-Nya menjadi tujuan rasa
Ridha-Nya abadi hingga tiba masa
Musim hujan di bulan Desember
Momen dimana lahir suatu neo hikayat
Tentang aku, kau dan cinta
Tentang hujan, Desember dan Cinta
Aku ingin mencintaimu juga
11 November 2016 at 7:36 pm
Teruntuk mu,
Seorang pria yang mampu merobohkan dinding penghalang ku,
yang dengan mudah membuat ku tersipu malu,
dengan berbagai sikap yang aku kira kamu menyukai ku.
Teruntuk mu,
Seorang lelaki yang dengan mudahnya selalu ada di tiap hari ku,
membuat ku merasa menjadi ratu di dunia kecil kita.
Teruntuk mu,
Aku tidak ingin terlihat lemah di depan mu, aku juga tidak ingin menjadi ratu drama disini.
Aku tidak ingin menjadi wanita pengejar status, maka aku biarkan semuanya mengalir begitu saja.
Tapi ternyata, kamu menjatuhkan ku lagi, dengan cara yang lebih tragis.
Untuk apa kamu memulai percakapan dengan ku disaat kamu sedang mengejar wanita mu itu?
Untuk apa juga kamu mengajak ku menghabiskan malam, bercanda ria layaknya sepasang kekasih dan mengenalkan ku pada teman-teman mu itu?
Jika niat awal mu hanya bermain, seharusnya kamu mengingatkan ku untuk tidak memakai hati.
Aku jauh lebih terpuruk sekarang, hingga air mata pun tak sanggup untuk jatuh.
Aku menderita lagi, dan ini lebih besar pengaruhnya dibanding sebelumnya.
Mau tidak mau, aku harus mengembalikan mu pada pemilik yang sesungguhnya, bukan?
Tapi mengapa disaat aku ingin benar-benar mengikhlaskan mu, kamu datang mengatas namakan ‘rindu’ ?
Bila aku sudah semakin jatuh lebih dalam lagi, kamu kembali mencampakan ku.
Aku seperti sedang dipermainkan dengan cinta saat ini,
Aku rindu. Kamu sangat tahu itu, dan aku juga menginginkan kamu untuk kembali lagi.
Namun, logika ku kembali menyadarkan ku.
Untuk apa pula aku menunggu akhirnya hubungan mu dengan wanita mu?
Apakah aku harus melewatkan kesenangan ku hanya untuk menanti mu pulang?
Sepertinya ini sudah lebih dari cukup.
Aku ingin merasakan kebahagiaan lagi, kebahagian yang aku rasakan sebelum kamu datang untuk menggantinya dengan mimpi buruk.
Untuk terakhir kalinya, aku rindu.
Sampai berjumpa di masa yang akan datang dengan pribadi yang semakin baik.
11 November 2016 at 7:40 pm
titaniashelly.blogspot.co.id